glassestechnology
Lampu Medis dari
Tenaga Matahari
E-Idea (British Council, LRQA)
Lampu operasi yang menggunakan tenaga Matahari.
KOMPAS.com — Di beberapa
negara yang mengalami peperangan atau bencana alam, pasokan lisrik
kadang menjadi masalah. Di tenda-tenda darurat, orang-orang hanya
menggunakan lampu badai atau lampu yang menggunakan kerosin. Namun,
untuk tenda medis, penerangan seperti itu tentu tidak cukup.
Michael O'Brain dari University of Technology Sydney,
Australia, memperhatikan hal ini selama ia menjelajahi berbagai negara.
Di negara-negara seperti Paraguay, Nigeria, Meksiko, Spanyol, dan
Kamboja, Michael mengetahui bahwa penerangan untuk keperluan medis
sangat tidak memadai.
"Saya memang suka melakukan penelitian,
tetapi fokus penelitian saya dalam bidang desain," kenangnya saat
ditemui Kompas.com seusai presentasi di perpustakaan
Universitas Indonesia (UI), Depok, Minggu (2/10/2011).
Ketertarikannya
untuk membuat penelitian seputar penerangan medis disambut baik oleh dr
Laura Stachel. Dokter yang menguasai teknologi solar panel ini membuat
sebuah baterai yang bisa diisi ulang berkali-kali untuk melengkapi
desain lampu medis yang dibuat Michael.
Pertemuan Michael dengan
dr Laura menghasilkan sebuah lampu penerangan medis yang mereka beri
nama We Care Solar (Women's Emergency Communication and Reliable
Electricity). Michael yang merupakan sarjana desain industri kemudian
menjual produknya ke tempat-tempat yang membutuhkan.
"Saya baru
lulus tahun lalu dan produk ini saya jual satuan. Siapa yang butuh, saya
buatkan. Saya masih bekerja secara individual dan belum terpikirkan
akan berbisnis alat ini," ungkap Michael.
Michael mengaku
mengikuti E-Idea yang diadakan British Council karena ingin karyanya
lebih dikenal banyak orang. Dengan begitu, ia bisa memublikasikan betapa
pentingnya karya yang ia buat bagi kehidupan masyarakat, terutama
kalangan medis.
Alat We Care Solar terbuat dari stainless
steel dan light-emitting diode (LED) dengan dilengkapi
baterai solar sebagai sumber cahaya. Bentuknya hampir mirip penerangan
milik dokter gigi atau dokter bedah. Namun, desainnya lebih artistik dan
sumber cahayanya dari baterai solar.
Michael hingga kini masih
berdiri sendiri membangun alat ini. Dengan dana dari British Council
sebesar 10.000 dollar Australia, Michael akan melanjutkan penelitiannya
untuk mengembangkan detail alat yang dibangunnya agar lebih mudah
digunakan.
"Selama ini kerja sama saya dengan dr Laura hanya kerja
sama informal. Setelah ini, saya membuka kesempatan bagi siapa saja
untuk kolaborasi," ucapnya.
Michael adalah satu dari 40
semifinalis yang terpilih dalam kompetisi E-Idea. Kompetisi ini adalah
kompetisi yang mendanai, mendukung, dan mementori pengusaha muda usia 18
sampai 35 tahun, yang berasal dari tujuh negara (Australia, China,
Indonesia, Jepang, Korea, Thailand, dan Vietnam). E-Idea merupakan kerja
sama British Council dengan Lloyd's Register Quality Assurance (LRQA).
Bidang
lingkungan yang difokuskan pada E-Idea adalah: pengurangan dan
efisiensi limbah, transportasi dan perjalanan, pengurangan energi dan
efisiensi air, serta desain berkelanjutan. Inovasi dapat berupa produk,
prototipe, sistem, konsep, teknologi, material, dan alternatif yang
merujuk pada sebuah industri atau proses yang mengarah pada pengembangan
komunitas melalui desain serta pergerakan atau advokasi yang
berkelanjutan.
Kompetisi E-Idea akan memasuki masa grand final
pada 5 Oktober 2011. Sejak 2 Oktober, para semifinalis dari 7 negara
akan menjalani pelatihan, seminar, dan harus melakukan beberapa
presentasi. Salah satunya adalah presentasi yang dilakukan Michael di
Ruang Sinema Perpustakaan UI Depok. Hanya 7 orang dari 7 negara berbeda
yang melakukan presentasi di depan para mahasiswa UI. Presentasi lainnya
akan diberikan peserta lain dalam rangkaian acara menuju grand
final.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar